SEMARANG, berita-jogjaku.blogspot.com -Sebanyak 75% kuota gula rafinasi diperuntukkan bagi industri besar. Sementara Industri Kecil Menengah (IKM) hanya mendapatkan 25% gula rafinasi.
Ketua Umum Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI), Surya Alam menuturkan, sebagian besar produksi gula rafinasi memang untuk industri besar. Sementara konsumsi gula rafinasi untuk IKM masih relatif sedikit. Selama ini, pengusaha IKM utamanya pengusaha makanan dan minuman merasa kesulitan mendapatkan gula rafinasi.
"Mereka mendapatkan langsung dari distributor dengan harga lebih mahal serta belum tentu terjamin kualitas dan pasokannya," katanya usai penandatanganan nota kesepakatan antara Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) dengan Koperasi Serba Usaha Nusantara dan Koperasi Wijaya Mulya di Gedung Pramuka Jalan Pahlawan 8 Semarang, Kamis (22/11).
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku gula rafinasi kepada IKM di wilayah Jawa Tengah, AGRI bersama beberapa koperasi sepakat bekerja sama. Yaitu dengan menyalurkannya secara langsung sehingga memotong dua hingga tiga jalur distribusi yang selama ini memasok gula kristal rafinasi kepada IKM.
Kemitraan ini, menurut Surya, penting sebagai langkah awal baru untuk memberikan jaminan pasokan gula kristal rafinasi ke IKM. "Keuntungan dengan memotong jalur distribusi adalah harga jauh lebih murah sampai Rp 1.200-2.000 per kilogramnya karena singkatnya jalur distribusi serta terjaminnya ketersediaan bahan baku," paparnya.
Gula rafinasi, kata dia, sudah memiliki standardisasi SNI, ISO serta sertifikat halal sehingga kalau untuk memproduksi produk makanan dan minuman tidak perlu menggunakan pengawet karena sudah gula murni. Langkah ini nantinya diperluas ke seluruh daerah di Indonesia seperti Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Lampung, Yogyakarta sampai akhir tahun.
Sebelumnya, AGRI telah memasok kebutuhan gula rafinasi kepada 4.000 koperasi di Jabar, 200 koperasi di Jateng, 20 koperasi di Lampung serta 300 koperasi di Banten.
No comments:
Post a Comment